Salju gurun (dee)


Di hamparan gurun yang seragam, jangan lagi menjadi butiran pasir.Sekalipun nyaman engkau ditengah impitan sesamamu,tak akan ada yang tahu jika kau melayang hilang.

Di lingkungan gurun yang serba serupa, untuk apa lagi menjadi kaktus.Sekalipun hijau warnamu, engkau tersebar dimana-mana. Tak ada yg menangis rindu jika kau mati layu.

Di lansekap gurun yg mahaluas, lebih baik tidak menjadi oase.Sekalipun rasanya kau sendiri, burung yang tinggi akan melihat kembaranmu di sana-sini.

Di tengah gurun yg tertebak, jadilah salju yg abadi.Embun pagi tak akan kalahkan dinginmu, angin malam akan menggigil ketika melewatimu, oase akan jengah, dan kaktus terperangah.Semua butir pasir akan tahu jika kau pergi, atau sekedar bergerak dua inci.

Dan setiap senti gurun akan terinspirasi karena kau berani beku dalam neraka,kau berani putih meski sendiri, karena kau... berbeda.

Hujaaan

Hujan kali ini mengingatkanku tentang mu. Kamu yang selalu ada di setiap perbincanganku dengan Tuhan. Aku yang selalu menitipkan yang terbaik untukmu pada Tuhan. Namamu selalu hadir tatkala sedang berbincang dengan sahabat-sahabatku. Dan aku yakin kau sama sekali tak mengetahui hal ini. Sebersit penyesalan hadir.
Aku tahu, aku yang terlalu menyimpan harapan padamu. Aku tahu aku yang terlalu menganggap berarti kedekatan itu dulu. Walaupun mungkin kau hanya menganggap itu hal yang biasa. Aku yang terlalu bahagia saat itu. 
Itu....itu kesalahanku. Itu sumber penyesalanku kini. Mengapa aku terlalu mudah untuk terjatuh sehingga sekarang sulit untuk bangkit lagi. Mengapa aku terlalu menganggap itu berarti, sehingga di saat kamu menjauh aku merasa kehilangan. Mengapa aku terlalu berharap sehingga saat harapan itu hilang aku merasakan kecewa. 
Berkali kali aku menanamkan kata "lupakan" pada diriku. Namun semua tentangmu belum beranjak dari pikiranku. Aku tahu dan sadar, bukan aku yang terbaik. Itu yang membuatku harus Melupakan asa tentangmu. Walaupun aku harus menahan konflik di diriku. Sungguh hati memang tak bisa dibohongi.

Aku membencimu, kata itu yang kini selalu aku gumamkan ketika aku mengingatmu. Karena itu satu-satunya cara untuk menggantikan asa itu, harapan itu dalam diriku. Aku yakin kamu tak keberatan dengan ini. 

Dan di awal tahun ini, namamu masih ada dalam perbincanganku dengan Tuhan. Namun kali ini berbeda, aku berdoa agar Tuhan menghapus semua tentangmu dari benaku, semua asa tentangmu....

Ketika kau mengenal kasih sayang, maka kau akan menanggung resiko kebencian