Sejak kecil aku memimpikan bertumbuh dewasa, melihat orang-orang yang sudah beranjak remaja atau dewasa sepertinya menyenangkan. Namun, semakin usiaku bertambah hingga mendekati angka 17, aku semakin takut. Aku takut aku tak dapat bertahan dengan cobaan yang selalu datang. Menjelang usia 17 tahunku, berbagai ujian datang secara beruntun. Terkadang, aku merasa sudah tak sanggup lagi dengan semuanya, aku lelah, dan tanpa sadar air mata mulai mengalir deras. Namun aku sembunyikan dari kedua orangtuaku, aku tak ingin mereka khawatir. Namun, pada suatu saat mereka pun mengetahuinya dan memotivasiku dengan lembut. Saat itu juga, aku menangis sejadi-jadinya, tapi kali ini aku menangis karena menyesal. Pantaskah aku mengeluh atas cobaan ini, sedangkan disekitarku masih ada orang-orang yang mendukung dan menopangku?
Tak sampai disitu Allah menyadarkanku. Aku bertemu dengan orang-orang yang membuatku dapat lebih bisa mengucap syukur, dan membuatku tegar. Mereka, anak kecil usia 11 tahun saja bisa untuk hidup di tengah kerasnya dunia ini. Aku? Aku yang berusia 6 tahun diatas mereka seharusnya bisa lebih tegar.
Aku percaya, bahwa semua yang Allah berikan ini, merupakan yang terbaik untuku. Karena Dia lah yang mengetahui bagaimana persisnya masa depanku. Aku, seharusnya dapat bertahan tegar di dalam segala cuaca.
0 komentar:
Posting Komentar