Dinginnya cuaca tak mereka indahkan, derasnya hujan tak
mereka hiraukan. Yang mereka pikirkan adalah bagaimana cara mereka bertahan
hidup, bagaimana cara membantu kedua orang tua mereka. Mereka terpaksa
harus melupakan kondisi tubuh mereka yangmulai menggigil. Tak perduli berapa
orang yang menatap mereka, mereka harus melenyapkan rasa malu untuk
mempertahankan hidup. Merekalah para ojeg payung, yang menurutku sangat
berjasa. Mereka rela memayungi orang-orang dan membiarkan tubuhnya kedinginan.
Meskipun uang yang mereka dapat mungkin tidak seberapa. Yang miris, usia mereka
baru 10 tahun, dan mereka harus bekerja sekeras itu. Mereka seharusnya bermain
bukan? Mereka seharusnya belajar bukan? Mereka seharusnya bisa menikmati masa
kana-kanak mereka dengan baik. Namun, kondisi ekonomi memaksa untuk menghapus
keceriaan mereka.
Pernah melihat anak-anak pengganjal mobil di nagrek? Perjuangan
mereka tak kalah hebatnya. Mereka rela menggantung di mobil untuk mengganjal
mobil saat mobil berada di tanjakan. Usia mereka bahkan ada yang baru 7 tahun. Mereka harus menaruhkan nyawa mereka demi
sesuap nasi.
Saat itu, kondisi mobil yang saya kendarai tidak begitu
baik. Kemudian ada 2 orang anak pengganjal mobil ynag menawarkan jasanya. Tak
tega. Amat sangat tak tega melihat tubuh mungil mereka harus menggantung di
mobil. Ibu saya bertanya tentang keseharian mereka. Mereka menceritakan
segalanya.
Pagi hari mereka berangkat sekolah seperti biasa. Kemudian
setelahnya, mereka langsung bekerja sebagai pembawa pengganjal mobil. Waktu
yang seharusnya dipakai untuk bermain dan belajar untuk anak seusia mereka,
malah harus dipakai untuk bekerja. Mereka bahkan harus bekerja sampai larut
malam, demi mencukupi kebutuhan keluarga mereka, demi meringankan beban orang
tua mereka. Meski uang yan mereka dapat hanya sekitar 30.000 sehari.
Sebandingkah jumlah uang yang mereka dapat dengan kerja keras mereka?
Aku merasa bersalah atas sikapku yang kadang-kadang menghambur-hamburkan
uang. Aku merasa bersalah karena aku
jarang bersyukur atas segala nikmat yang telah Dia berikan kepadaku. Seharusnya
aku tidak melihat ke atas, namun membuka mata terhadap orang-orang sekitar yang kondisinya lebih miris dibanding saya.
0 komentar:
Posting Komentar